Langsung ke konten utama

BEP produksi dan BEP harga



BEP produksi dan BEP harga

 Titik break even dapat didefinisikan sebagai titik pada saat pendapatan penjualan cukup untuk menutup semua biaya produksi dan penjualan tetapi tidak ada laba yang diperoleh. Titik impas (break even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik di mana laba sama dengan nol. Perusahaan mendapatkan pendapatan yang sama  besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan.
 Titik impas (break even point) adalah volume penjualan dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama. Analisis break even merupakan salah satu bentuk analisis biaya, volume dan laba yang analisisnya menggunakan biaya variabel dan biaya tetap. Analisis impas digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan biaya produksi yang diperlukan agar semua biaya yang terjadi dalam periode tersebut tertutupi (Kusumawati et al., 2010).

Rumus BEP
BEP produksi         =       Total  Biaya / Harga Produksi 

BEP harga              =       Total  Biaya / JumlahProduksi     


 Menurut Napasau et al. (2015), Break Even Point adalah titik impas, jika pendapatan sama besar dengan BEP berarti impas usaha tersebut tidak menguntungkan atau tidak merugi. Jika nilai pendapatan lebih besar dari BEP berarti perusahan memperoleh keuntungan. Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana usaha yang dilakukan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan, di mana jika BEP < 1, usaha tersebut mengalami kerugian , jika BEP = 1, usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi, dan jika BEP > 1, usaha tersebut menguntungkan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pancing Senggol

Pancing Senggol adalah sejenis pancing rawai tetapi dalam pengoperasiannya tidak menggunakan umpan. Ikan yang terjebak oleh kail karena ikan tidak sengaja menyenggol kail saat lewat dan akhirnya tersangkut di kail. Pancing Senggol memiliki Panjang branch line yang pendek Cara Pengoperasian Pengoperasian dari alat tangkap pancing Senggol terdiri dari 3 tahap yaitu, setting, immersing dan hauling.  a. Setting adalah proses pemasangan alat tangkap pada fishing ground, dimulai dari penurunan pelampung tanda dan pemberat pertama, setelah itu kail satu persatu turun ke air. Proses setting dilakukan pada sore hari jam 5, dengan jarak fishing ground dari fihing base ± 2 mil, dan jarak 200 meter dari tebing. Pemsangan dari alat tangkap pancing Senggol yaitu dengan tegak lurus dengan pantai dan agak miring 45o , agar pada saat immersing alat tangkap tersebut terbawa arus dan akhirnya menjadi sejajar dengan pantai.  b. Immersing adalah proses menunggu alat tangkap, nelaya...

Ruaya Ikan

Ruaya merupakan satu mata rantai daur hidup bagi ikan untuk menentukan habitat dengan kondisi yang sesuai bagi keberlangsungan suatu tahapan kehidupan ikan. Ikan peruaya pada waktu tertentu meninggalkan habitatnya untuk melakukan aktivitas tertentu, sehingga ada beberapa spesies ikan mempunyai daerah ruaya yang berbeda baik secara musiman maupun pada tahapan perkembangan hidup. Pada dasarnya tujuan aktivitas ruaya oleh ikan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan pergerakan ruaya yaitu ruaya untuk pemijahan, ruaya untuk pembesaran dan mencari makanan, ruaya untuk pengungsian Faktor yang mempengaruhi proses ruaya ikan 1.       Faktor dalam Faktor yang terdapat dalam tubuh ikan : kerja hormon thyroid, steroid, thyroxine, kulit, ginjal dan insang. 2.       Faktor luar Faktor lingkungan y an g secara langsung/tdk mempengaruhi aktifitas ruaya: Suhu, intensitas cahaya, arus, perubahan kondisi perairan (pencemaran)  ...

ANALISIS EKONOMI KELEMBAGAAN

Beberapa kendala yang menjadi permasalahan pengembangan rumput laut di Provinsi Maluku pada umumnya dan Kabupaten Maluku Tenggara pada khususnya adalah pada tingkatan makro regional yaitu : (1) Pasar internal yang kecil (small internal market) ; (2) Skala ekonomi yang tidak mencukupi (diseconomic of scale) ; (3) Ekonomi biaya tinggi (high cost economy) ; Kelembagaan di tingkat masyarakat dan pemerintah; (4) Kelembagaan di tingkat masyarakat dan pemerintah; (5) Halangan dalam perdagangan internasional (entry barrier) dan (6) Keterbatasan kemampuan daerah baik dari APBN maupun APBD. Sedangkan di tingkat mikro hambatan yang sering dikeluhkan oleh pembudidaya adalah : (1) Kesulitan memasarkan hasil; (2) Kesulitan untuk mengakses modal; (3) Kurangnya kemampuan manajemen usaha; (4) Tingginya biaya variabel sehingga produk yang dijual kurang berdaya saing; (5) Rendahnya harga jual; dan (6) Kesulitan memperoleh tenaga kerja yang berkualitas (Pemprov Maluku, 2010). Intervensi pemerintah...